THE SEONSAENGNIM PART 1 (Found You === Raemun’s Story)

raemun

Authors

The Seonsaengnim

*RAEMUN*

Genre

Romance, Comedy dan temukan sendiri setelah membaca

Cast

©    Han Yara

©    Anggraini Kim

©    Jung Rae Mun

©    Park Sun Ye

©    Member Super Junior

©    Member EXO

Rating

PG 15

Length

Chapter

 “Author POV”

Di depan sebuah ruangan nampak dua orang gadis – Rae dan Sunye tengah serius membaca kertas yang berada di pegangan mereka dengan mata berbinar. Mereka baru saja keluar dari ruangan kurikulum menemui guru Yoon untuk mendapatkan jadwal mengajarnya.Jung Raemun dan Park Sunye, dua gadis ini baru saja diterima menjadi guru baru di KYUNGRA Senior High School, sekolah dengan nama yang cukup berkuasa di antara sekian banyak  sekolah swasta di korea.

Tiba-tiba terdengar teriakan  “Yeayyy… Kita mendapatkannya,” sepertinya mereka benar-benar tidak menyadari bahwa teriakannya mengganggu beberapa ruangan yang ada di sekitarnya.Disekolah mereka harus bersikap layaknya seorang guru yang harus benar-benar memperhatikan wibawanya. Setidaknya pendidikan itulah yang ia dapatkan selama berada di bangku kuliah tapi ternyata mereka belum bisa beradaptasi dengan statusnya sebagai seorang guru.

“Apa kau ada jadwal mengajar hari ini?” Rae bertanya pada Sunye sahabatnya

“Mm… Ne” dengan mengangguk-angguk Sunye fokus mengamati jadwal mengajarnya.

“Apa kau juga memiliki jadwal di jam yang sama dengannku?”  fokus Sunye beralih pada kertas yang sedang dipegang Rae.

“Ne,,nampaknya kita harus segera masuk kelas sekarang” Rae mengangguk dan mengingatkan sahabatnya bahwa mereka ada jam mengajar sekarang. Tentu saja Rae tau jadwal sahabatnya karena kertas ditangannya sama dengan milik Sunye.

“Gaja, Kita harus bergegas”  Sunye menarik tangan Rae dengan semangat berkobar-kobar. Mereka berjalan bersama menuju gedung dimana kelas-kelas terjejer rapi.Keduanya berpisah di persimpangan karena berbeda kelas.

Rae tiba di depan pintu kelas yang diyakini murid-murid telah menunggunya. Pintu perlahan terbuka menampakkan sosok Rae yang mengenakan kemeja putih dengan sedikit renda di bagian depannya.Dipadukan dengan celana hitam panjang dan blazer yang sedikit kebesaran.Rambut panjangnya diikat satu tanpa ada sehelaipun rambut yang jatuh.Kaca mata yang digunakanpun layaknya kacamata para professor.Murid-murid yang semula ramai menjadi diam seketika.Mereka benar-benar heran dengan seseorang yang baru saja masuk kekelasnya.Bagaimana mungkin ditengah jaman modern seperti sekarang masih ada orang-orang dengan penampilan kuno yang seharusnya di museumkan.

“Selamat Pagi semua” Rae menyapa muridnya ketika sudah memposisikan dirinya di meja guru.Suara berat Rae menyiratkan wibawanya yang mampu menghipnotis siswa-siswanya agar tetap terfokus pada dirinya.

“Oke, hari ini adalah hari pertama kita kembali ke sekolah setelah liburan panjang kemarin, Perkenalkan nama saya Jung Raemun.Kalian bisa memanggil saya dengan Jung seonsaengnim. Saya akan mengajar matematika dan sebelum itu saya akan mengenal kalian. Kalo begitu saya absen dulu” begitulah kata-kata yang dilontarkan Rae dengan lancar dan tanpa jeda sedikitpun membuat beberapa murid saling berpandangan menganggap ini sesuatu yang unik.Cara mengajar Rae yang hanya fokus pada materi dan tanpa senyum sedikitpun membuat para murid beranggapan Rae adalah guru Killer.

“Bagian pertama kita akan mempelajari Suku Banyak atau Polinom” setelah selesai mengabsen Rae berdiri dari duduknya dan menuliskan judul materi yangakan di berikan pada muridnya.

“Yach…. Kita kan belum terlalu mengenal seonsaengnim” protes murid-murid karena tidak memberikan kesempatan pada murid-muridnya untuk bersantai dengan alasan perkenalan di awal pertemuan.

“Aku rasa perkenalan kita hari ini sudah cukup. Seiring berjalannya waktu kalian akan lebih mengenal saya dan begitu sebaliknya” benar-benar gaya bicara kaku yang Rae perlihatkan saat ini. Pikiran menjaga wibawa didepan muridnya adalah hal yang sangat penting baginya.Kini Rae telah kembali menuliskan deretan rumus yang mendefinisikan Polinom sebagai materi ajarnya kali ini.

“Neo !”Rae menunjuk salah satu siswa yang duduk di pojong belakang dengan jari telunjuknya.Semua murid kini menoleh mengikuti arah telunjuk Rae.Tanpa diduga justru orang yang menjadi fokus utama itu tidak terpengaruh sedikitpun.Dia tetap tak mengalihkan pandangannya.

“Saya tidak suka ada orang yang tidak memperhatikan pelajaran saya” Rae menghampiri murid laki-laki itu. Pleettakkk…. Rae mendaratkan spidol yang dipegangnya ke kepala murit itu dengan sedikit keras.

“Auuu…. “terdengarseruan kesakitan akibat pukulan tersebut  dan membuat murid-murid yang lain tak mampu menahan tawa mereka.

“Sudah-sudah dikelas saya dilarang bersuara negatif” semua murid kini terdiam lagi mendengar teriakan keras gurunya.

“dan kau mmm….Park Chan yeol….” Karena masih belum ingat betul nama-nama muridnya akhirnya Rae membaca name tag yang melekat diseragam mereka.

“Kau dilarang melamun saat pelajaran berlangsung” dengan nada mengancam serta tangan teracung Rae memperingatkan Chan yeol yang menunduk.

“Rae POV”

Akhirnya selesai juga aku mengajar.Entah kenapa aku merasa lama sekali menunggu bel istirahat berbunyi. Bagaimanapun juga ini hari pertamaku bekerja, aku tidak ingin membuat kesalahan lagi setelah insiden keterlambatanku  tadi pagi di acara perkenalan kepala sekolah baru. Aku benar-benar gugup saat di kelas tadi, ternyata menjadi guru tidaklah semudah yang aku bayangkan. Meskipun aku menguasai semua materi  tapi tetap saja tidak bisa menghilangkan rasa gugupku. Selama aku mengajar aku melihat ada seorang murid yang sejak awal pelajaran terlihat cuek dan acuh terhadap pelajaranku. Kalau tidak salah namanya Park Chan Yeol yahh..aku yakin itu namanya.

Setibanya di kantor aku melihat tiga orang gadis tengah asyik mengobrol. Dari ketiga gadis itu aku mengenali keduanya – Sunye dan Aini, Sahabat karib dan gadis yang hampir saja aku tabrak waktu itu.

“Anyeong.. boleh aku bergabung?”  tanyaku pada ketiga gadis didepanku.

“Boleh saja asal kau bersedia mentraktir kita makan” selalu saja seperti ini, kenapa dalam pikirannya hanya makan, makan, dan makan.Apa dia tidak merasa kalau pipinya itu sudah sebesar gunung Himalaya.

“Aishh..kau ini, selalu saja seperti ini. Kau berniat membuatku bangkrut eo?” jawabku menanggapi permintaannya yang sudah sering aku dengar.

“Dasar pelit!!!Membuatmu bangkrut???  Jih..yang benar saja, kau pikir aku makan beribu-ribu piring?”

“Bisa saja, kau tidak liat kalau pipimu itu sudah hampir menutupi semua wajahmu!” jawabku saat menemukan kata-kata yang tepat untuk mempermalukannya. Hehehe..senang rasanya bisa membuatnya malu di depan teman barunya.

“Yasszzz… Neo!!” respon Sunye marah sambil mengangkat tangannya untuk memukulku.

“Sudahhhh, apa kalian tidak lihat sekarang kita telah menjadi fokus utama diruangan ini” jawab gadis yang belum aku kenal namanya.Dia mencoba melerai pertengkaran kami yang sudah biasa terjadi. Ya..aku dan Sunye memang bersahabat karib tapi kelakuan kita seperti anjing dan kucing. Benar-benar bertolak belakang. Dari segi penampilanpun aku dan Sunye sangat berbeda, dia selalu Stylish sedangkan aku… KUNO?? Acch lebih tepatnya aku menyukai gaya klasik. Tapi justrukata Kunolah yang selalu aku dengar dari Hyuk Jae.

“Han Yara imnida” gadis yang baik hati itu memperkenalkan dirinya sambil mengulurkan tangan sebagai tanda perkenalannya.

“Jung Raemun imnida, Bangapseumnida” ku terima uluran tangannya sambil memperkenalkan diri.

Kulihat Yara menyenggol lengan Aini seperti meminta Aini untuk ikut berkenalan.Karena tak kunjung mendapat respon akhhirnya Yara bertanya pada Aini “Apa kalian sudah saling kenal?”

“Ne, aku ….” Belum sempat aku menjawab, Aini memotongnya

“Bagaimana mungkin aku lupa dengan orang yang hampir saja membuat ibuku celaka” dengan entengnya Aini mengungkit masalah waktu itu.Sunye dan Yara hanya bisa melihat kami dengan pandangan yang tidak bisa dideskripsikan.

“Bukankah aku sudah meminta maaf.Kenapa kau selalu mengungkitnya?” aku benar-benar tak terima perlakuannya padaku.Dasar gadis pendendam.

“Lalu bagaimana dengan yang tadi pagi?”

“Tadi pagi???Apa?? Memangnya aku melakukan kesalahan apa tadi pagi??” aku berusaha mengingat-ingat kejadian tadi pagi, namun tak kunjung mengingatnya

“Kau dan mobil mewahmu itu hampir saja menyerempetku di depan pintu gerbang sekolah” Aini kembali menaikkan alisnya saat mengatakan hal itu padaku

“Jinjjayo??? Mianhae..aku tidak tau. Aku akui tadi pagi aku cukup cepat mengemudinya karena aku merasa sudah terlambat” meskipun aku tidak bisa mengingatnya tapi aku merasa ada seseorang yang berjalan saat aku memasuki gerbang sekolah.Akhirnya aku memilih untuk mengalah.

***

                Aku mengamati setiap buku yang dengan setianya berjejer menunggu sang pembaca mengambilnya. Kusipitkan mataku untuk lebih fokus mencari buku yang sedang aku butuhkan.Akhirnya Kalkulus, Geometri, Aljabar, Analisa real dan beberapa judul yang sejenis kini telah berada di tanganku. Ku bawa tumpukan buku yang hendak aku pinjam ke meja pustakawan. Ya..sekarang aku sedang berada di perpustakaan sekolah. Kebiasaan yang selalu aku lakukan selama ini adalah meminjam buku dan membacanya di ruangan yang menurutku cukup sepi.Kebiasaanku ini menambah daftar predikate KUNO pada diriku dan aku tidak peduli dengan pendapat orang-orang.

Setelah mendapatkan buku-buku yang kubutuhkan aku keluar dari perpustakaan mencari tempat yang sedikit sepi untuk membaca.Ketika melewati sebuah ruangan tiba-tiba aku mendengar suara seorang namja menyanyi.Suaranya bagaikan malaikat, membuatku terpesona padanya.Apakah aku sedang disurga??? Atau ada malaikat yang sedang berkunjung  ke bumi??

Geu nalcheoreom ttatteutan baram bulgo, geudega sarang hadeon hwabunen kkochi pigo

Eoneu saenga tto bomnari deuriwodo, Ajikdo nan gipeun gyeoul jamel jago sipeo

Aju molli, aju molli geudaega innayo sasil nan geudega maeil geuriunde

Aju jageun, aju jageun sasohan geotdeurodo maeil geudaega saenggagina

Cukup lama aku berdiri di depan ruangan itu. Aku benar-benar penasaran siapa pemilik suara indah itu.Pintu ruangan yang sedikit terbuka itu memanggil-manggil seperti memberikan kesempatan kepadaku untuk mengetahui keadaan di dalam ruangan dimana suara itu berasal.Siapakah gerangan pemilik suara itu?Jika benar malaikat maka aku tidak boleh melewatkan kesempatan langka ini.

Dapat kulihat di tengah ruangan ini ada seorang Namja dengan wajah manisnya sedang menyanyi.Suaranya benar-benar terekam di memoriku sekarang. Jika dia benar-benar malaikat maka dimana dia meletakkan sayapnya?.Atau jangan-jangan dia itu adalah murid…. Aaaahhhh tidak mungkin. Lama aku berkutat dengan pikiranku sendiri sehingga tanpa aku sadari ada seseorang yang membuka pintu dan sukses membuatku terjungkal jatuh ke depan.

“AAoooo… Apayo” Buku-bukuku jatuh berantakan…. Siapa yang benar-benar kurang ajar membuatku terjatuh?Aku hendak mengeluarkan omelanku kalau saja aku tidak terpesona pada sosok yang kini berada di depannku.Dia adalah malaikat yang memiliki suara emas tadi. Dilihat dari jarak pandang yang sedekat ini benar-benar menambah kadar ketampanannya. Menambah konsentrasi kepekatan gula di wajahnya, senyumnya benar-benar terlihat manis. Aigooo ini bener-benerproduk limited edition.

“Author POV”

“Chogiyo,, agassi? Neo gwaenchana?” seorang namja melambaikan tangan di depan wajah Rae ketika dilihatnya Rae tidak bergerak dari jatuhnya sejak tadi. Namja itu merapikan buku milik Rae yang berantakan dan membantu Rae berdiri dari posisi jatuhnya. Namun hingga berdiri Rae tetap tak merespon namja yang  hendak mengembalikan bukunya. Tak kunjung mendapatkan respon namja  itu akhirnya memutuskan untuk menarik tangan Rae dan memberikan buku-buku yang pada akhirnya diterima Rae dalam keadaan antara ada dan tiada.Setelah Namja itu menghilang dari pandangan, Rae seakan tersadar dari hipnotis dan kembali melanjutkan perjalananya dengan linglung.

“Apa aku baru saja bermimpi? “ Gumam Rae dalam hatinya

Rupanya Rae baru saja melewati Ruang latihan seni musik yang menjadi satu dengan ruangan-ruangan prasarana lainnya termasuk perpustakaan.

“Bodohnya diriku… Kenapa aku bisa seperti tadi? Aku begitu menyukai suaranya dan namja itupun juga sangat manis. Aku akan memilikinya” gumaman Rae terus menjadi penyerta perjalanannya menuju kantor

“oke sekarangsebaiknya aku fokus dulu pada buku-bukuku” Rae membuka satu persatu buku yang telah ia pindahkan dari perpustakaan sekolah ke meja kerjanya sekarang.

“igeo Mwoya?” Rae menemukan note kecil yang terselip di antara buku-bukunya.

Rae membuka note yang ia temukan itu dan tertulis nama pemilik nya di halaman depan lengkap dengan no. telepon. Kim Ryeowook itulah nama yang tertulis di note tersebut. Note yang rupanya berisi catatan lagu-lagu itu sepertinya adalah milik namja di ruang musik tadi

“wahhh…” seperti ada lampu yang menyala dikepalanya Rae-pun tersenyum sumringah.

“ sepertinyatakdir masih akan mempertemukan kita…”

***

 

                Waktu telah menunjuk tepat pukul 7 malam dan Rae baru saja menyelesaikan makan malam bersama ayahnya. Kini ia sudah berada di kamar tercintanya yang ia renovasi sedemikian rupa agar sesuai dengan karakternya yang klasik. Rae terduduk di Ranjang king Sizenya dan mengambil note yang terletak di atas nakas didekat tempat tidurnya. Ia membuka lembaran depan blue note tersebut dan kembali ia temukan nama pemiliknya. Kim Ryeowook adalah pemilik blue note yang kini berada di tangannya dan dia jugalah namja yang mampu membuat Rae begitu terpesona dengan suara malaikatnya.

“Aku harus mencari tau tentangnya” terdengar gumaman Rae seraya mengambil smartphonenya.Dia berpikir apakah sebaiknya dia menghubungi no telepon yang tercatat di note itu. Rae telah menarikan jarinya di HP pintarnya dan detik berikutnya ia sudah siap terhubung dengan pemilik deretan angka tersebut.

“Tapi aku perempuan” Rae bergumam lagi dan kali ini ia telah menghapus nomer yang telah diketiknya tadi. Pikiran kuno Rae kembali hadir,ia beranggapan bahwa perempuan itu harus menjaga imagenya dan pantang menyatakan perasaan terlebih dulu apalagi sampai terlihat mengejar-ngejar para kaum adam itu.

“Aaahhh jinjja….” Akhirnya Rae memilih melampiaskan frustasinya dengan menghempaskan tubuhnya ke kasur empuk miliknya.

“Raemun POV”

Aachh kembali kukorbankankasurku sebagai pelampiasan kekesalanku akibat frustasi yang menimpaku.Bagaimana tidak frustasi? Baru kali ini aku begitu menginginkan seseorang tapi aku tidak tau cara mendekatinya.

“ya benar  sebaiknya  aku pergi mencari inspirasi” ku ambil kunci mobilku dan bersiap pergi.

“kau mau pergi kemana sayang?” pertanyaan dari Ayahku yang sedang menonton TV di ruang tengah menyambut langkahku menuruni tangga.

“Appa belum tidur?” kuhampiri Appa dan duduk tepat disampingnya.

“Appa masih akan menonton TV” mengalihkan pandangannya dari TV Appa tersenyum padaku.

“Appa, aku masih ada urusan dengan Hyuk Jae dan Appa cepatlah tidur” kini aku sudah berdiri kembali dari dudukku dan bergegas menuju garasi

“aku pergi dulu Appa, setelah ini Appa tidak usah bekerja lagi. Rae tidak mau melihat Appa terlalu lelah karena pekerjaan” ucapanku kali ini aku sampaikan seraya berjalan menjauh dari ruang tengah dan benar-benar menuju garasi untuk mengabil kendaraan kesayanganku yaitu hadiah ulang tahun dari Appaku.

***

“Author POV”

‘’Ok,….Latihan kita kali ini sudah lebih baik” teriakan Hyuk Jae pada teman-teman grup dancenya bergema diruang utama studionya.

“Tetap semangat untuk mendapatkan juara di event kali ini ya!Sekarang kalian boleh pulang dan beristirahatlah.” Hyuk Jae memang mulai dikenal sebagai koreografer dan banyak yang sudah merasa puas bekerja sama dengannya.

Hyuk Jae baru saja akan mengambil air minumnya yang terletak di meja pojok ruangan tersebut ketika pintu ruangan kembali terbuka menampakkan kehadiran sahabatnya sejak kecil. Rae dan Hyuk Jae kecil adalah tetangga sebelum akhirnya mereka pindah ke tempat yang mereka tinggali sekarang.Hyuk Jaepun tidak heran dengan kedatangan Rae yang seperti itu karena memang sudah menjadi kebiasaannya masuk secara tiba-tiba ke ruangan studionya.

Tanpa peduli keberadaan Hyuk Jae, Rae kembali menyalakan music dan terdengar lagu ‘Gone Not Around Any Longer’ dari SISTAR lah yang dipilih oleh Rae.  Rae meletakkan kacamatanya dan melangkah ke tengah ruang dimana di depannya sekarang tampak cermin besar.Rae mulai menggerakkan tubuhnya mengikuti alunan music yang terdengar.Hyuk Jae yang melihat Rae seperti itu membiarkan saja karena memang Rae suka menari disela-sela aktivitasnya. Yang membuat Hyuk Jae bepikir adalah kenapa lagu pilihannya kali ini adalah lagu Ga to the Lau… Galau.Apa mungkin terjadi sesuatu? Hyuk Jae bertanya-tanya sendiri dalam hatinya.Tidak banyak yang tau kebiasaan si Kuno ini.Hanya teman-teman dekatnya saja.Rae tampil normal tanpa kacamatanya saat melakukan hobi tarinya.

“Hyuk Jae POV”

Aku terus memandangi Rae menari di tengah ruang ini.Di iringi lagu yang mengalun sendu Rae terus menghentakkan badannya dengan lembut.Benar-benar gadis yang berbakat. Namun dari gerakan dan lagu yang ia pilih aku rasa sekarang dia sedang dilanda kegalauan. Aku mengenalnya sejak kecil dan aku tau raut mukanya tatkala sedang bimbang seperti sekarang ini.Apa yang tengah berada dalam pikirannya sekarang?

“ini minumlah!!” ku sodorkan botol air minumku padanya ketika dia telah selesai dengan kegiatan menarinya.

“Gumawo” dengan senyuman manisnya kini ia duduk tepat disampingku, menerima dan meneguk air dari botol yang aku tawarkan padanya. Dapat kulihat keringat menetes diwajah dan lehernya, layaknya seseorang yang telah selesai berolahraga tanda bahwa ia benar-benar menggerakkan tubuhnya tadi. Senyuman manis itu adalah senyuman yang mampu mengalihkan duniaku. Cukup lama aku terdiam mengikuti deru nafas gadis yang telah lama ku cintai ini.Sejak lama ku telah memberikan hatiku pada gadis kuno ini, gadis yang selalu ada dipikiranku.Dan gadis kecil yang tanpa rasa jijik membalut luka bocah laki-laki yang terjatuh, bahkan meskipun bocah laki-laki itu telah berbuat jahat kepadannya.

“Auothor POV”

Flasback On

Disebuah bangku taman duduk seorang gadis kecil tengah asyik membaca buku ceritanya ketika tiba-tiba sebuah batu kerikil kecil mendarat di kepalanya.

“Auu… Apayo, “ Rae kecil beranjak dari duduknya dan menoleh ke sekitar mencari siapa yang telah melakukan perbuatan tidak terpuji kepadanya

“Ahhh hahaha… kau mencariku hah?” Nampak segerombolan bocah laki-laki tengah menertawakan dirinya

“Aish anak nakal… kalian tidak boleh mengangguku karena akupun tak mengganggu kalian”  Rae masih berusaha sabar karena menurut Eommanya kita harus berbuat baik meskipun pada orang yang telah menjahati kita

“siapa bilang kau tak menggangguku? Dengan kau duduk disitu maka kau sudah mengganggu pemandangan disini, pergilah karena disini daerah kekuasaanku” teriak salah seorang dari mereka pada Rae yang sepertinya adalah pemimpin mereka.

“Aniyo, ini tempat umum dan siapapun boleh berada ditempat ini” tidak gentar sedikitpun Rae kembali ke posisi duduknya.

Salah seorang dari mereka yang bernama Hyuk Jae mencoba menghampiri Rae dan berniat mengusir paksa Rae dari posisinya sekarang. Namun belum sampai Hyuk Jae di depan Rae naas dirinya tersandung batu dan tersungkur di tanah dengan darah mengalir di lututnya. Melihat pemimpinnya terjatuh gerombolan anak laki-laki tersebut menghampiri Hyuk Jae tapi mereka tidak tau apa yang harus dilakukan. Rae merasa simpati dan menghampiri Hyuk Jae,  dikeluarkan saputangan dari kantung bajunya. Rae berjongkok mensejajarkan posisinya dengan Hyuk Jae dan dengan penuh perhatian Rae membalut lukanya.Melihat ada seorang gadis yang penuh perhatian padanya, Hyuk Jae kecil merasa jatuh cinta dan berjanji menjadikan gadis ini sebagai wanitanya kelak.

Flashback  end

“Aku ingin menanyakan sesuatu padamu” Rae bersuara setelah membasahi kerongkongannya.

“tanyalah! Sejak kapan kau meminta ijin dulu jika kau ingin bertanya padaku” jawaban Hyuk Jae membuat Rae menoleh cepa t membuat mereka beradu pandang.Tatapan kesal Rae membuat Hyuk Jae memberikan senyum perdamaian.

“Peace,” dengan mengacungkan tangan nya yang membentuk huruf V, Hyuk Jae meminta perdamaian dari Rae. Hyukjae tidak mau setelah ini kepalanya dijadikan korban penganiayaan karena menerima pukulan Rae.

“Aku menginginkan seseorang saat ini.Orang yang bahkan aku tidak tau namanya” Tanpa memandang ekspresi Hyuk Jae Rae menceritakan perasaannya.Hyuk Jae yang Shock mendengar hal itu merasa seperti  ada sesuatu menghantam hatinya. Gadis yang selama ini ia tunggu kini terancam tidak ia dapatkan.  Lama Hyuk Jae tak bersuara karena berusaha menormalkan detak jantungnya. “Kau….., bantu aku dekat dengannya” lamunan Hyuk Jae tersentak ketika tangan Rae telah bergamit dilengannya. Hyukjae tak dapat berkata apapun mambuat Rae melepaskan gemgaman tangannya di lengan Hyukjae.

“Kau tak mau membatuku eoh?”Rae berpaling dari hadapan Hyuk Jae dengan pipi yang menggembung tanda kekesalannya.

“Ahh… apa kau sudah bertemu dengannya?” dengan ekpresi berusaha kembali normal  Hyuk Jae akhirnya megeluarkan suaranya meskipun itu adalah pertanyaan konyol.

“Tentu saja aku sudah bertemu dengannya, kalau tidak mana mungkin aku tertarik padanya.Kau kan berpengalaman mungkin kau bisa membantuku” Rae berbicara dengan binar di matanya berharap sahabatnya ini mau membantunya.

“Kalau kau sudah bertemu dengannya kenapa kau tidak tau namanya?”

“Itu karena aku….. waktu itu…,” Rae menceritakan hari dimana dia merasa tertarik dan menyukai lelaki yang mungkin Kim Ryewooklah nama dari lelaki itu. Baru kali ini juga Hyuk Jae mendengar Rae menyukai seseorang setelah sekian lama ia menjadi sahabatnya. Cerita yang didengar Hyuk Jaedari  Rae selama ini adalah ceritanya dengan sekolah dan pekerjaannya.

“Apa yang bisa aku lakukan untukmu?”Akhirnya Hyuk Jae memilih membantu untuk membahagiakan sahabatnya.

“bantu aku memikirkan bagaimana caranya agar aku bisa kenal dan dekat dengannya”

“tadi kau bilang kau menemukan bukunya dankau sudah tau nama dan no telponnya dari buku itu, lalu kenapa kau tak meneleponnya?”

“mana mungkin, aku kan perempuan dan tidak bisa begitu” Rae menyampaikan pemikirannya dengan nada menanjak.

“Aiis Jinjja…. Lagi lagi kau berpikiran Ku-No”dengan komentar penuh penekanan pada kata kuno Hyuk Jae menggeleng mendengar pemikiran kuno sahabatnya.

“sepertinya aku punya ide”dengan senyum Sumringah yang ia tunjukkan pada Hyuk Jae membuat Hyuk Jae curiga dan detik berikutnya pelukan Rae yang tiba-tiba hampir membuat Hyuk Jae terjatuh.

“Memang apa idemu?” melihat begitu riangnya Rae,Hyuk Jae akhirnya bertanya dan hasilnya Rae tetap tak menjawabnya.Rae justru menarik Hyuk Jae berdiri mengajaknya berdansa bersama dengan lagu Rolly Polly T-ara.

*** TBC ***

About theseonsaengnim

We try to make story from our imagination
This entry was posted in Fanfiction Chapter. Bookmark the permalink.

9 Responses to THE SEONSAENGNIM PART 1 (Found You === Raemun’s Story)

  1. Lee Daeya says:

    ikutan joged bareng Hyukjae dund…

  2. Han Ji Eun says:

    Aih pasangan yang konyol

  3. astylulu says:

    Ffnya seru!
    Hyuk jae suka ama raemun?
    Next! Penasaran ama kelanjutanya! Keep writing!!! ^^

  4. dongrim says:

    aduh hyuk, yg kuat ya, jd t4 curhat rae

    • theseonsaengnim says:

      Hyukjae menyampaikan terimakasih pada Dongrim yang udah mendukung dan menyemangatinya… makasih.. hiks hiks hiks

  5. eL°Fira says:

    Hyuk jae patahati ..
    Raebgimna sih ga peka sama perasaan’a hyuk .. malah terang”an mnta bantuan biar deket saa cwo lain .. hadeeh ..

Leave a comment