THE SEONSAENGNIM PART 1 (Nuguya === Yara’s Story

Title      : The Seonsaengnim Part 1 (Nuguya === Yara’s Story)

Author : The Seonsaengnim

Genre    : Romance, Comedy dan temukan sendiri setelah membaca

Cast       :

©       Han Yara

©       Anggraini Kim

©       Jung Rae Mun

©       Park Sun Ye

©       Member Super Junior

©       Member EXO

Rating   : PG 15

Length  : Chapter

cover yara

Ini merupakan FF pertama authors, mian klo masih banyak kekurangan karena kesempurnaan hanya milik Allah, kekurangan milik kami. Disini authornya 4 orang…..bheh gak tanggung-tanggung kan….FF ini murni karangan authors. Jika ada alur atau tokoh yang sama, itu merupakan unsur ketidaksengajaan belaka. Hati-hati ranjau TYPO bertebaran.

DON’T PLAGIAT AND BASH

Note : Bagi yang memplagiat, biarlah Allah yang memberi ganjarannya, jangan lupa tinggalkan KOMENTAR kalian ……. Demi perbaikan FF kami selanjutnya

So, HAPPY READING…….

 

 “Author POV”

“kalian terlambat…”Semua mata tertuju pada dua gadis yang baru saja masuk. Sebenarnya mereka tidak akan mendapatkan perhatian sebanyak ini jika saja lelaki tengah baya itu tidak berteriak menegurnya dengan menggunakan mic yang sedang dipegangnya.

 “Ah, gadis waktu itu, the karate girl” diantara beberapa pasang mata yang memperhatikan mereka, hanya Yara dan Sunye-lah  yang berhasil mengenali  kedua gadis itu.

“Baiklah, acara bisa kita mulai” suara seorang lelaki yang merupakan sekertaris di sekolah ini mengakhiri pandangan Yara dari gadis itu.Yara sekarang sedang berada dalam Aula untuk menghadiri acara perkenalan kepala sekolah baru.Tanpa pembukaan yang panjang sekretaris tersebut memperkenalkan kepala sekolah baru Kyungra School.

“Silahkan Tuan Cho!” dengan santainya seorang lelaki muda keluar dari barisan para guru dan majuseakan memenuhi panggilan sekretaris itu.Pakaian kemeja berwarna biru soft dengan motif garis-garis kecil yang pas body menambah ketampanannya.

“Jamkkanman..!!! jangan bilang itu adalah kepala sekolah barunya” gumam Yara dalam hati yang tidak percaya dengan apa yang dilihat dan didengarnya. Tidak hanya Yara tetapi semua orang yang ada di Aula tidak ada yang menyangka bahwa lelaki yang ikut dalam barisan guru itu adalah seorang kepala sekolah.Selama acara perkenalan, lelaki yang dikenal dengan nama Cho Kyuhyun itu terus menebar senyum yang bisa membuat para wanita stress karena melihat ketampanan yang diluar batas.

Setelah acara perkenalan selesai, Yara ingin langsung menuju gadis yang pernah menolongnya waktu itu.namun belum sempat bergerak terdengar suara dari sekretaris Oh. “Bagi nama yang saya sebutkan diharap untuk tetap tinggal diruangan ini.”Semua orang yang ada di aula sedang harap-harap cemas menunggu nama mereka disebut. Tak terkecuali Yara yang memang seorang pencemas.

“eo… ada apa lagi ini?? Apakah namaku termasuk dalam daftar??Apa aku berbuat kecerobahan hari ini??” beberapa pertanyaan muncul dalam diri Yara.Ia merasa khawatir namanya masuk dalam daftar yang akan dipanggil. Sambil menunggu panggilan, Yara meremas-remas tangannya untuk mengalihkan kekhawatirannya

“Han Yara, Park SunYe, Jung RaeMun dan….. Anggraini Kim” mendengar namanya disebut Yara terkejut sekaligus takut.Ia penasaran kira-kira apa yang akan disampaikan kepala sekolah padanya.

-000-

Yara sedikit mempercepat langkahnya mengejar gadis yang sudah berada jauh di depannya. Mengetahui ada seseorang yang dia kenal di tempat barunya, membuatnya bersemangat dan sedikit melupakan kegugupannya akan panggilan seketaris Oh untuk menemui kepala sekolah.

“chogiyo, masih ingat denganku?” Yara menahan langkah gadis yang telah menolongnya dengan berdiri di depannya begitu saja dan melontarkan pertanyaan yang akhirnya dia sadari sangat konyol.

“aaah, ani-ani, ada apa denganku..” Yara memukul-mukul ringan kepalanya sendiri berusaha memperbaiki kata-katanya dan membuat gadis didepannya terbengong penuh tanya.

“kau, gadis yang menolongku di halte bis waktu itu. The karate girl, yang berhasil mendapatkan amplop gajiku kembali dari pencopet? Aigoo..senang sekali melihatmu di sini. Ah, terima kasih atas bantuanmu waktu itu.”Yara benar-benar tidak memberikan kesempatan gadis dihadapannya itu menjawab.Dia menjabat tangan gadis itu dengan keras disertai senyuman yang terkembang menunjukkan ketulusannya.

So…, What’s your name?” tanya Yara dengan menggunakan bahasa Inggris

“ahh…. ya, ya, aku ingat sekarang. Kau dan kejadian itu. Wahh..dunia ini sungguh sangat sempit” Aini menjawab sambil menggaruk pelipis kirinya yang tidak gatal karena tangan kanannya masih dalam kuasa Yara yang menggenggamnya.

“jeoneun Anggraini Kim imnida”, akhirnya genggaman itu terlepas, dan Aini sedikit membungkuk memberi salam. “kau bisa memanggil ku Aini.”

“Aini?Nama yang cantik.Tapi sepertinya itu terdengar seperti bukan nama orang korea kebanyakan?” Yara sungguh penasaran dengan nama yang baru saja didengarnya itu.

“Ne, ibuku berasal dari Indonesia.Ibu menikah dengan ayah yang asli Korea, karena itu lah namaku tidak seperti nama Korea.”

“ooo..” Yara mengangguk-angguk, menandakan ia mengerti maksud perkataan Aini. “Oia, hampir lupa.Namaku Han Yara dan aku akan mengajar Bahasa Inggris disini.”Sekali lagi Yara memberikan senyuman manisnya pada Aini.

“Aini-ssi, Yara-ssi, apa yang sedang kalian lakukan disana. Mari, ikuti saya” Staff TU meminta mereka untuk mengikutinya bertemu dengan kepala sekolah

“Ne, Agassi” jawab kedua gadis.

Staff TU menuntun keduanya ke ruang kepala sekolah yang berada tak jauh dari aula sekolah. Sesampainya di sana, Sunye dan Raemun telah berada di ruang tunggu. Dia bertanya-tanya dalam hatinya mengapa mereka dikumpulkan oleh kepala sekolah baru itu setelah perkenalannya di aula tadi.Melihat Aini dan dua orang gadis lainnya di ruang tunggu yang sama membuatnya menarik kesimpulan jika mereka dipanggil karena mereka adalah para guru baru di sekolah tersebut. Memikirkan hal itu membuat Yara sedikit lebih tenang.

“ Han Ya Ra-ssi” panggil seorang staff perempuan yang baru saja keluar dari ruang kepala sekolah.

“Ne,“Yara menolehkan kepalanya dan berdiri dari duduk sambil memperbaiki penampilannya.Perlahan tapi pasti Yara melangkahkan kakinya menuju pintu masuk yang begitu megah.

“chogiyo, apa anda memanggil saya tuan?” setelah sampai di depan lelaki muda yang dia tau adalah kepala sekolah baru, Yara-pun melontarkan pertanyaannya dengan sopan seraya menundukkan badannya sedikit.

“Ahh… Ne agassi, silahkan duduk” Kyuhyun mempersilahkan Yara untuk duduk di kursi depan meja kerjanya. “Apakah anda lulusan sastra Inggris di Harvard?”tanya Kyuhyun lagi sambil membaca profil tentang Yara

“Ne” jawab Yara singkat karena gugup bertatapan langsung dengan seorang Cho Kyuhyun.

“suatu kehormatan bagi sekolah kami karena anda bersedia untuk mengajar disekolah ini” Kyuhyun memang sangat pandai dalam menyeleksi guru-guru baru yang akan masuk dan mengajar di sekolahnya. semua itu dilakukan semata-mata karena ia ingin meningkatkan kualitas sekolah ini. “mulai sekarang anda akan mengajar bahasa Inggris, Saya harap anda bisa merubah mereka menjadi lebih baik. Saya yakin dengan kemampuan anda”

“Ne Kyojangnim, saya akan berusaha semampu saya” jawab Yara

“ini surat keputusan sekolah, dan saya minta anda untuk langsung menghubungi guru Yoon bagian kurikulum untuk memastikan jadwal mengajar anda”

“Ne, Gamsahamnida” sambil berdiri dan membungkukkan sedikit badannya Yara berterimakasih dan meninggalkan ruangan dengan senyuman.

Thanks God, ThanksEomma ” gumam Yara dalam hati mengingat pembicaraannya dengan eommanya waktu itu.

“Yara POV”

Flash Back On

“Eomma.., Eomma…. Aku diterima, aku diterima mengajar di Kyungra High School..!!” teriakku pada eomma sambil mengacungkan smart phone-ku setelah membaca pengumumannya.

“igeo…igeo…” aku memperlihatkan bukti penerimaanku di layar ponselku

“Arasseo..Arasseo… Chukhae Jagiya”  eomma mengucapkan selamat padaku disertai pelukan yang hangat.

“Gumawo eomma, ini semua berkat eomma” ya..benar, ini semua karena eomma yang sangat sabar dan selalu menyemangatiku ‘Eomma is the best for me’

“Akhirnya… mulai sekarang aku akan terbebas dari omelan eomma di pagi hari” kulontarkan sedikit candaan pada eomma sambil menepuk kedua tanganku untuk menunjukkan candaannya.

“Aisshh… jinjja…” jawab eomma yang hampir saja mendaratkan pukulannya di kepalaku.Belum sempat eomma melakukannya, aku langsung memeluk dan mencium pipinya.“Just Kidding Eomma” eomma tersenyum. Tangannya yang hampir memukulku berubah menjadi belaian sayang dikepalaku.

Flash Back End

Mengingat kepala sekolah yang memintaku untuk langsung ke bagian kurikulum dan bertemu dengan guru Yoon , aku langsung melangkahkan kakiku mencari ruangan tersebut. Karena tergesa-gesa aku lupa untuk berpamitan dengan gadis yang menolongku – Aini.

“kenapa aku tidak bisa menemukan tempat itu?” gumamku dalam hati sambil memijat kaki yang terasa pegal akibat mengelilingi sekolah. Tiap gedung sudah ku jelajahi namun ruang bagian kurikulum tak juga aku temukan sampai akhirnya seorang staff sekolah yang tanpa sengaja ku temui memberitahukan bahwa ruangan yang ku cari berada di gedung yang sama dengan ruang kepala sekolah, hanya saja berada di lantai selanjutnya. “Aissshh… bagaimana mungkin aku melewatkannya?!” kakiku terkena verises dadakan karena kebodohanku sendiri.

“Aigoo… kenapa sekolah ini luas sekali, aku merasa sudah tidak memiliki tenaga untuk mengelilinginya lagi.”Dengan sisa tenaga yang aku miliki, aku berusaha untuk mempercepat jalanku menaiki tangga, tiba-tiba aku menabrak seseorang didepanku.Tubuhku hampir saja terjatuh jika saja tidak ada tangan kekar yang menarikku dengan spontan ke dada bidangnya.Aku memang memiliki masalah dengan keseimbangan tubuhku yang bisa dibilang dibawah rata-rata.Itulah yang membuatku sering terjatuh dan mendapat predikat CEROBOH.

Disaat bersamaan aku melihat papan nama bertuliskan ‘Kim Joon Myeon’.

“Oops.. Sorry..” ucapku dengan reflek dan langsung menjauhkan tubuhku dari pelukannya.

“Ya..!! liat-liat kalau jalan!” lelaki yang sepertinya bernama ‘Kim Joon Myeon’ itu berteriak di depanku, membuatku Shock dengan ucapannya.Aku tidak menyangka akan mendapatkan respon seperti itu. Okey aku akui aku yang salah dalam hal ini tapi sebagai murid seharusnya dia bisa bersikap sopan dengan orang yang lebih tua darinya.Belum sempat aku menanggapi ucapannya yang kasar itu, dia sudah pergi begitu saja.Ingin sekali rasanya memberi pelajaran pada anak kurang ajar itu, tapi mengingat posisiku sekarang yang hanya sebagai guru baru aku mengurungkan niatku.Aku benar-benar tidak ingin terlibat dalam masalah.Semoga saja aku tidak mengajar di kelas anak itu.

“chajadda” teriakku senang ketika melihat papan nama bertuliskan ruangan kurikulum. Akhirnya aku bisa menemukannya.

“Permisi..” ucapku sambil membuka pintu setelah mendapatkan izin dari orang yang berada di dalam. “bisakah saya bertemu dengan guru Yoon dari bagian kurikulum?” tanyaku dengan sopan pada wanita setengah baya yang duduk dibalik meja kerjanya.

“Ne, saya sendiri.Silahkan duduk” jawab wanita itu dengan mempersilakanku duduk.

“Gamsahamnida…, Saya guru Bahasa Inggris baru di sekolah ini.Kepala sekolah meminta saya untuk menemui anda” jelasku panjang lebar

“oh.. Ne.., ini jadwal mengajar anda.Hari ini anda ada jadwal mengajar di kelas 3.6”

“Ne.., terimakasih atas infonya, kalau begitu saya undur diri dulu.Annyenghi geseyo” kutundukkan sedikit kepalaku sambil keluar dari ruangan.

Aku keluar dari ruangan dengan wajah cemas.Aku tidak menyangka di hari pertamaku mengajar, sekolah menempatkanku di kelas tinggi.“tenang Yara… kau pasti bisa!, bukankah kau lulusan sastra Inggris Harvard dan sudah menjadi guru privat sebelumnya” aku berusaha untuk menyemangati diri sendiri.

-000-

“itu dia kelasnya”  aku menuju kelas tempatku mengajar dengan perasaan cemas. Beberapa menit kemudian aku sudah berada dalam kelas dan mulai memperkenalkan diri.

Good Afternoon” ucapku dalam bahasa Inggris ketika memasuki kelas.Keadaan kelas yang sangat ramai membuat hanya sebagian siswa saja yang menjawab salamku.

Hallo…. Good Afteroon”  ku ulangi ucapanku dengan suara yang lebih keras bahkan bisa dibilang teriak.

Good Afternoon miss”  jawab murid bersama-sama. Aku rasa cara ini cukup bermanfaat. Ternyata menjadi seorang guru itu tidaklah mudah.Aku harus berusaha untuk bisa menguasai kelas.

Thank You, Let me introduce myself. My name is Han Yara. I’m your English teacher from now on” aku mulai memperkenalkan diri di depan kelas.

Aku melihat ada sebuah bangku yang kosong di belakang.Bagus, di hari pertama sudah ada yang berani membolos.Lebih baik aku absen saja.

“Kim Joon Myeon?” Chakkanman, sepertinya aku pernah mendengarnya

“Joon Myeon masih di panggil guru BK diruangannya miss.”Jawab seorang siswa yang duduk disamping bangku kosong tersebut.Dihari pertama sekolah sudah dipanggil guru BK??Apa mungkin dia bocah yang tak tau sopan santun itu??

*****************

“Author POV”

Jam pelajaran sudah hampir selesai ketika seseorang membuka pintu kelas dan masuk begitu saja, membuat semua mata tertuju padanya.

“Kim Joon Myeon” panggil Yara

Nama yang disebut tidak memberikan respon apapun.Dia langsung duduk, memasukkan kedua tangannya ke saku celananya dan membuang pandangan ke luar jendela.

Di dalam hati Yara sudah sangat dongkol.Ini adalah kali kedua bocah itu mengacuhkannya.Tangan kanannya menggenggam kapur dengan kuat menahan amarah yang sudah hampir menyentuh ubun-ubunnya.Dia pejamkan matanya, mengatur nafas.

Good you’re here at last. We’re almost at the end of the lesson. Hope you can catch up.”

Ucapnya sambil menahan amarah dan berniat melanjutkan pelajaran lagi. Baru saja Yara ingin melanjutkan pelajarannya kemudian terdengar celetukan “I hate English!”Joon Myeon berbicara tanpa mengubah posisi duduk dan arah pandangannya.

“Yara POV”

-klek-

Kapur di tangan kananku patah tak sanggup menahan tekanan genggamanku akibat menahan amarah terhadap bocah yang  baru saja bicara itu. Apa-apaan itu, cara bicara macam apa itu, sungguh tak sopan. Aaarggh..ingin rasanya aku melemparkan buku di tangan kiriku ini ke arahnya. Seandainya aku setangguh Aini, pasti sudah aku kunci lengannya dengan jurusku dan membuatnya menyesal telah mengatakan kalimat itu.sepertinya setelah hari ini aku harus belajar ilmu bela diri pada Aini.

“Sabar Yara….. kau harus berusaha untuk tidak membuat masalah di sekolah ini. Lihatlah segi positifnya dan beri dia kesempatan sekali lagi.Jangan sampai karena satu siswa kau akan kehilangan pekerjaan barumu ini.”Gumamku dalam hati berusaha menerima perlakuan bocah tengil itu.

“aiish, wait..!!!kau akan memaaafkannya begitu saja? Serius, kau sebaik ini dan melepaskannya sekali lagi?” setan yang bernaung dalam diriku protes tidak terima perlakuan baik malaikat.

well, why would youhate English, Joon Myeon?” ku letakkan buku yang sedari tadi aku pegang di tangan kiriku dan perlahan berjalan menuju mejanya.

“Bahasa Inggris adalah bahasa yang munafik.Cara kita membaca kata-kata dalam bahasa Inggris berbeda dengan bagaimana mereka dituliskan. Bahkan ada kata yang mempunyai ejaan yang sama namun ternyata mereka dilafadzkan berbeda, Bagaimana mungkin double o pada kata door mempunyai bunyi yang berbeda dengan double o di book? tidakkah kalian sadari itu? Aku tidak suka mempelajari bahasa yang munafik!”

Tak ku sangka dia sampai memikirkn hal sedetil itu.aku yakin dia pernah sangat mengenal Bahasa Inggris sebelumnya. Dan hei dia bahkan dapat merespon dengan sangat baik semua perkataanku.hal yang tidak mungkin dilakukan oleh mereka yang acuh dengan bahasa Inggris. hm..apa yang sebenarnya kamu sembunyikan bocah..

ku layangkan pandanganku ke seluruh kelas, semua teman-temannya mengangguk-angguk dan saling berbisik mendengar pernyataannya tersebut. Bagus, dia bahkan mempunyai kemampuan persuasive.

“kalau kau bilang bahasa Inggris adalah bahasa yang munafik maka bahasa Korea dan bahasa lainnya di muka bumi ini akan berada di kelompok yang sama. Pernahkah kau perhatikan jika kata-kata Korea itu dituliskan latinnya maka akan ada beberapa huruf yang berbeda bunyi dan tulisannya. Dan apakah kalian lantas berhenti mempelajari bahasa Korea sama sekali?” sesekali aku mendengar jawaban “ooo..” dari anak-anak dan diikuti anggukan mereka. Aku suka sekali melihat wajah ‘ooo’ mereka.

“Dan ya untuk beberapa kata memang memiliki ejaan yang mirip namun berbeda bunyinya.Nothing we can do about it. Di bahasa ibu kita pun juga memiliki hal yang sama. Karena itu ketika kita mempelajari bahasa asing, kita juga perlu mempelajari keseluruhan keterampilannya. Keterampilan menulis, membaca, berbicara dan mendengarkan bukan hanya satu dari semuanya, sehingga kita akan mempunyai pengetahuan yang utuh.”another ooo from them! kyaaa.. aku sangat menyukai situasi ini.

“Ketika kalian mengatakan membenci sesuatu, itu artinya kalian pernah mengenalnya.Namun  karena suatu hal, kalian menjadi membencinya. Dan kalian tahu itu masih lebih baik daripada ketika kalian acuh dan tidak ambil peduli dengannya.”Kuperjelas kata-kataku untuk lebih meyakinkan mereka.

Dont worry, i’ll make you fall for it..”aku tepuk bahu Joen Myeon ketika tepat berada di belakang bangkunya. Aku bungkukkan sedikit badanku ke hadapannya yang membuat wajah kami beradu, lantas tersenyum.

-teeeeet…- bel sekolah berbunyi menandakan jam mengajarku telah berakhir dan akan diganti dengan guru mata pelajaran selanjutnya.

well then, let’s call it a day. it’s been a nice time with you all. see you next meeting” aku berlalu meninggalkan bangkunya menuju  mejaku untuk membereskan barang-barangku di sana.

“fiuuh, akhirnya..”aku mengusap peluh di dahiku dengan tangan kananku.

Wae??Kenapa semua anak tersenyum melihatku?Apa ada yang salah dengan ucapan penutupku? Atau mungkin mereka senang dengan ucapan-ucapanku tadi.Entahlah aku tidak mau ambil pusing, aku harus cepat-cepat keluar dari kelas ini.

bye..” aku tersenyum dan  pergi.

“Author POV”

Menit selanjutnya, Joon Myeon tak mampu membebaskan pikirannya dari Yara. Pelajaran fisika tidak menyentuh selaput otaknya sama sekali. semua rumus dan penjelasan yang disampaikan guru selanjutnya hanya mampir di kepalanya, masuk dari kuping kanan lalu keluar dari kuping kiri. Pandangannya menerawang ke luar jendela.memikirkan pelajaran yang baru saja berlalu dan tiap kata yang Yara katakan. “Aku akan buat kau jatuh cinta padanya” kata itu terngiang berkali-kali di otaknya, dia yakin sekali kalimat itu hanya ditujukan untuknya, karena tampaknya tadi dia sedikit berbisik ketika mengatakannya.”apa benar demikian atau….hanya aku yang berharap demikian?” batinnya. “aargh!” dia berteriak frustasi sambil mengacak rambutnya tanpa memperhatikan sekitar yang melihat ke arahnya.

“Joon Myeon-a, gwaenchana?”sora yang duduk di bangku sebelahnya menyadarkan nya dari lamunan.

“Na Gwaenchana” jawabnya untuk menanggapi kegelisahan teman sebangkunya.

Meskipun mengatakan tidak apa-apa namun pikirannya tetap tidak teralihkan dari Yara.Wajah Yara yang berada tepat di hadapan wajahnya ketika mengatakan “dont worry i’ll make u fall for it.”benar-benar membuatnya frustasi.Ia merasa pernah melihat wajah itu sebelumnya. “Aah…aku ingat sekarang, bukankah dia wanita yang menabrakku ketika pergi ke ruang BK?”Jong Myeon akhirnya mengingat wajah Yara.

*******************

Dilain pihak Yara sedang berjalan menuju ruang guru.dalam perjalanannya semua siswa yang berpapasan dengannya memberi salam lantas tersenyum cekikikan. Yara benar-benar tidak tau apa yang sebenarnya terjadi. Sesampainya disana, Yara langsung menemui  guruYul yang merupakan wali kelas 3-6 tempatnya mengajar barusan.

“Annyeonghaseyo Yul Seonsaengnim…, wah,,, anda sedang hamil, berapa bulan kandungannya bu?”Yara menyapa guru Yul dengan wajah cerianya.Bukannya menjawab pertanyaan Yara, guruYul justru mengambil bedak dari tasnya dan menunjukkan cerminnya ke arah Yara sembari tersenyum.

“omo!” mata Yara terbelalak kaget. Sekarang dia tahu alasan kenapa orang-orang menatapnya sejak keluar dari kelas 3-6.Selama perjalanan menuju ruang guru,banyak siswa yang menyapanya sambil tertawa cekikikan.”Aiish, bagaimana bisa kapur menempel di dahiku??!” ujarnya sambil membersihkan kapur yang menempel di keningnya.

“hehehehe..”GuruYul yang mendengar gerutuannya hanya tertawa.

“kandungan saya sudah masuk bulan ke Sembilan”Guru Yul menjawab pertanyaan Yara sebelumnya

“Jeongmalyo??Berartisebentar lagi akan melahirkan?”GuruYul hanya mengangguk tersenyum, memberikan jawabannya.”ada yang bisa saya bantuYara Seonsaengnim?”

“ne..”Yara mengambil kursi terdekat dan duduk di hadapan Guru Yul.”saya baru saja mengajar kelas 3-6 dan ada yang ingin saya tanyakan tentang Kim Joon Myeon,”

“Kim Joon Myeon?, apa dia berulah lagi?”

“ooh lagi?”Yara sedikit terkejutdengan respon Guru Yul.

“ehm,,, dia termasuk anak-anak yang perlu mendapatkan perhatian ekstra.”

“benarkah? apa yang terjadi?”

“Kim Joon Myeon, sebenarnya tahun ini adalah tahun keempatnya di sekolah. diatelahmenghabiskan dua tahun dikelas 2. Tahun ini adalah kesempatan terakhirnya karena kalau tidak dia terpaksa harus dikeluarkan dari sekolah.”

really?” Yara Shock mendengar penuturan guru Yul

“Padahal ketika di kelas 1 dia tergolong siswa yang pintar bahkan bisa dibilang kami sangat mengandalkannya. Entah apa yang terjadi sehingga membuatnya berubah drastis seperti sekarang. Dia menjadi pelanggan tetap ruang BK sejak kelas 2.Dan sudah kesekian kalinya juga orang tuanya dipanggil terkait dengan tingkahnya itu.Namun kelihatannya dia tidak jera sedikitpun dengan panggilan orang tua dan semua detensi yang sekolah berikan atas ketidak disiplinannya itu.”

“Memangnya kenakalan seperti apa yang dia lakukan?”

“Tidak seperti anak-anak lainnya yang kita sebut nakal, yang cenderung untuk berkelahi atau membuat keributan dan merugikan teman-teman lainnya, Joon Myeon tidak demikian.Kesalahannya adalah seringnya dia membolos pelajaran. Guru-guru juga banyak yang mengeluh karena dia tidak pernah memperhatikan pelajaran,  mengumpulkan tugas  atau hanya sekedar mengerjakan apa yang diminta gurunya. Kami benar-benar kehabisan ide untuk mengembalikannya ke Joon Myeon yang pernah kami kenal dulu atau sekedar membuatnya menceritakan masalahnya.”

Yara mendengarkan dengan level perhatian seratus persen. Sesekali dia mengangguk merespon penjelasan guru di hadapannya. Dan tak henti pikirannya menggumamkan pertanyaan “Wae?”.Tanpa dia sadari Joon Myeon telah memenuhi tiap inci pikirannya.

“Ada baiknya anda berbicara dengan guru Kim Moon, dia adalah guru BK sekolah kita.Tapi sepertinya beliau tidak sedang di ruangannya. Jamkkanman…”  Guru Yul mengeluarkan cell phonenya dan mencari nama guru BK tersebut di daftar kontaknya. “..nah ini dia. Anda bisa menelpon dan menanyakan lebih detil masalah anak-anak padanya.”

“Jeongmal Gamsahamnida, Yul Seonsaengnim.” Yara mengucapkan terima kasih sembari membungkuk.

“Apa yang membuat anda sangat tertarik dengannya?”

Yara pun menceritakan apa yang terjadi dalam kelas tadi pada guru Yul. Mendengar ceritanya Guru Yul tidak tampak terkejut, seperti sudah sangat mengerti tingkah laku anak didiknya ini.

-000-

Hampir saja Yara terjatuh dari kursinya ketika Aini datang mengkagetkannya.Sebenarnya tidak bisa dikatakan mengkagetkan tapi karena Yara melamun sehingga sapaan Aini pun menjadi luar biasa.

“Ya, Yara-ssi kau melamun lagi, eo?Apa melamun salah satu hobimu?” cerocos Aini.Yara hanya mendengus mendengarnya.

“apa yang sedang kau pikirkan?”

“ah, aniyo, aku hanya penasaran dengan seorang siswa di kelas aku mengajar sebelumnya.”

“memangnya kenapa dia?”

Yara-pun sekali lagi menceritakan apa yang terjadi di kelas tadi dan juga cerita dari guru Yul. Yara melihat Aini tampak gelisah ketika mendengarkannya. Dan sebelum ia menyelesaikan ceritanya ataupun bertanya kenapa dia gelisah, Aini sudah menarik lengannya.

“kita lanjutkan di kantin saja, eo. perutku sudah tidak bisa di ajak kompromi. Mereka sudah berdemo meminta makanan.”Ternyata tak perlu menunggu waktu lama untuk menjawab kegelisahan Aini.Yara sedikit berlari mengikuti langkah pendekar wanita ini karena lengannya yang masih ditarik Aini.

-000-

Seperti yang diperkirakan keduanya, kantin sudah penuh sesak dengan para manusia yang kelaparan setelah menguras semua asupan gizi dan cairan di otak mereka, kini semuanya berebut untuk mengisinya kembali.Untung saja masih ada 1 meja kosong tersisa untuk mereka tempati.Sembari menikmati makanannya, Yara melihat sekeliling kantin.Awalnya dia hanya melemparkan pandangannya dengan malas, namun kini berubah dengan pandangan mencari seseorang.

“mencari seseorang?”

“eung, kau ingat anak yang aku ceritakan tadi sebelum kita ke kantin? Aku benar-benar penasaran dengannya..”Yara menjawab tanpa mengalihkan pandangannya ke Aini. “aaa… itu dia Aini..” Yara menunjuk ke arah sisi lain dari ruangan kantin tersebut. Arah tangan Yara diikuti oleh Aini. Sebenarnya Aini tidak terlalu mengerti siswa mana yang dimaksud oleh Yara,  karenaarah yang ditunjuknya banyak sekali siswa-siswi yang sedang lahap menyantap makanan mereka. Aini pun kembali dengan makanannya, meninggalkan Yara dengan pemikirannya.

Joon Myeon memang berbagi meja dengan beberapa siswa lainnya tapi dia tidak benar-benar makan dengan mereka.Jarak diantara merekapun cukup berjauhan. “..tampaknya dia benar-benar seorang penyendiri. Guru Yul bilang dia tidak pernah melibatkan orang lain di tiap kenakalannya. Tapi…menyimpulkan dia sebagai seorang penyendiri sekarang, sepertinya masih terlalu dini untuk aku lakukan. Hmm..tidakkah kau berpikir demikian juga, Aini?”

Aini tampak terlalu sibuk dengan makanan yang ada di hadapannya. Dia bahkan tidak sempat membalas pertanyaan Yara dengan jawaban yang proporsional, “eo…eung..”Aini hanya mengangguk dengan mulut masih penuh makanan.Merasa diacuhkan dengan sikap temannya ini, Yara mendengus kesal.

Belum selesai Yara menghabiskan makanannya, telponnya pun berdering.

 

 

 

“Yara POV”

“yeoboseyo? NeKim Seonsaengnim?,Apa anda punya waktu sekarang? EohNe, Saya akan segera ke ruangan anda”

Ternyata itu panggilan dari guru Kim.Sebelumnya aku sudah mengirim pesan, mengikuti saran dari guru Yul. Entah apa yang mendorongku begitu ingin tahu tentang siswa bernama Kim Joon Myeon ini. Aku hanya tak habis pikir jika memang dia sebagus dan sepintar yang dikatakanguru Yul ketika kelas satu, lalu kenapa dia menjadi sangat antipati terhadap pelajaran sekarang.Ditambah lagi ketika mengingat kejadian tadi di kelas, aku sangat yakin dia anak yang berbakat.Sangat disayangkan jika anak seberbakat dia harus menyia-nyiakan masa mudanya seperti ini. Hohoho…this is what I called teacher’s insting.

“eh, Yara,apa yang sedang kau pikirkan, nyengir-nyengir begitu, buat aku takut saja.” Aini membuyarkan lamunanku.

“He.. Mianhae, sepertinya kau harus menghabiskan sisa makananmu sendiri tanpa aku temani..”Segera aku ambil satu suapan terakhir dan membereskan nampan, wadah makanku.

“Neo Eodiga??”

“aku ada janji bertemu dengan guru BK kita..”

“Di hari pertama sekolah kamu sudah harus bertemu dengan guru BK?!Apa yang sudah kau lakukan?”

“hahaha… tidak seperti itu Aini… nanti aku ceritakan. Aku harus segera pergi sekarang.”

Aku berusaha bergerak secepat mungkin, tapi aaah, rok sepan dan high heels ini benar-benar menghambat langkahku.

PRAAANG…

Aku menabrak seorang siswi dan menjatuhkan nampan yang dia pegang.

 

“Joon Myeon POV”

“Ya! Juno,  tidak ikut bimbingan belajar di kursus One Point? Mereka membantu kita mempersiapkan diri dengan ujian masuk universitas..”

“jinjja? Ouh..Aniyo. Aku masih belum ikut kursus apapun…”

Samar-samar aku mendengar perbincangan anak-anak yang berbagi meja dengan ku.Mereka sudah menyibukkan diri dengan persiapan masuk universitas.Aku? Molla..

Flash Back On

“Joon Myeon-a, ada yang ingin kami bicarakan denganmu nak!. turunlah sebentar.” eomma  pintu kamarku dan memintaku turun. Hah…. aku yakin ini berhubungan dengan panggilan sekolah lagi, Kim Seonsaengnim pasti telah menyampaikannya pada orang tuaku. Walaupun agak enggan, aku paksa diriku turun ke ruang keluarga dimana appa dan eommaku telah menunggu.

“siang tadi appa mendapatkan telpon dari Kim Seonsaengnim, beliau menceritakan tentang kedaanmu di sekolah…”kulihat eomma berusaha membuka percakapan sedangkan appa tetap membelakangi kami sambil menatap dengan pandangan acuh ke luar jendela. I will never give in, appa!

“…dan kami berharap kau lebih memperhatikan masa depanmu, Joon Myeon-a. Jangan menjadi keras kepala terus seperti ini. Kami semua mengkhawatirkanmu..”

“TAK PERLU KAU KHAWATIRKAN ORANG YANG  KERAS KEPALA DAN TAK BEROTAK SEPERTI DIA!”  eomma beranjak mendekat ke arah teriakan itu datang. Aku menunduk, memejamkan mata dan menahan kepalanku. Setidaknya eomma tau dari siapa aku mendapatkan kepala batuku ini.

“Sudah diberi enak, malah membuangnya begitu saja!” appa menambahkan kata-kata kasar lagi dan itu cukup membuat emosiku semakin memuncak

“Yeobo..sudahlah..tahan amarahmu… Ingat apa yang kau katakan padaku tadi..” eomma berusaha  menenangkan appa sambil mengusap punggungnya. Entah apa yang dikatakan eomma pada appa tadi namun itu berhasil membuat amarah appa mereda, nafasnya kembali teratur.

“Apa sudah selesai? Aku akan kembali ke kamarku.” Kuucapkan kata-kata itu karena aku sudah bosan dengan pembicaraan seperti ini.

“NEO!!” kembali appa berteriak.

“Myeon-aah..” eomma berhasil meraih lenganku dan membuatku terduduk kembali dikursiku. Aku tak pernah bisa menang dari eomma dan selamanya aku tak pernah menginginkan hal itu terjadi. eomma selalu bisa membuatku melakukan apapun yang di mintanya. Kini eomma menguasai lengan kananku sepenuhnya.

“Dengarkan eomma nak, sekarang kamu sudah kelas 3, dan juga tahun terakhirmu di sekolah. Ibu berharap kamu tidak melakukan hal yang konyol dan hanya akan merugikan dirimu sendiri. Pikirkanlah tentang masa depanmu, dalam waktu dekat kau akan menghadapi berbagai ujian termasuk ujian masuk universitas….”eomma memberikan jeda sedikit lebih lama saat mengatakan masuk universitas. Tampaknya eomma sudah mengetahuitentang apa yang kurasakan mengenai masuk universitas karena hal inilah yang menyebabkan hubunganku dengan appa menjadi memanas.

“Kami berpikir akan lebih baik jika kami memanggil guru les untuk mu, jadi kau bisa belajar lebih intensif.”

“eommaaa..aku tidak membutuhkannya. Itu hanya akan merepotkanku saja.”

“kau lihat sendiri kan bagaimana kelakuan anakmu itu!!” appa kembali mengeluarkan suara denga nada meninggi

“yeobo…,” eomma menoleh pada appa. Dari tatapannya seolah mengatakan, “biarkan aku yang berbicara dengannya,”

“Myoen-ah pikirkan sekali lagi. Ini untuk kebaikanmu juga nak.”

“izinkan aku kembali ke kamar eomma..”

eooma menghela nafas, “baiklah kau boleh pergi, dan tolong pikirkanlah sekali lagi Myeon-ah”

Flashback end..

Memanggil guru les? Ah, eomma merepotkanku saja. Tidakkah eomma tahu kalau aku masih menyandang gelar god of study. Aku masih tetap seorang pembelajar yang cepat tanggap. eomma sedikit berlebihan untuk kali ini.

PRAAANG…

Ooh, apa itu? Aku mendongakkan kepalaku mencari asal suara. Dan kulihat beberapa siswa – siswi sedang berkerumun di tengah kantin. Sepertinya sebentar lagi akan ada perkelahian, pikirku. Namun, “Mwo? Guru itu lagi? Dia akan berkelahi?”  Entah apa yang membuatku spontan bangkit dari bangkuku dan hendak menuju ke arahnya.

“nuguya? Mantra apa yang telah kau berikan padaku, Yara-ssi?” jantungku berdegup melebihi kecepatan normalnya.

-000- TBC -000-

About theseonsaengnim

We try to make story from our imagination
This entry was posted in Fanfiction Chapter. Bookmark the permalink.

12 Responses to THE SEONSAENGNIM PART 1 (Nuguya === Yara’s Story

  1. sora says:

    cerita mereka berkaitan satu sama lainnya?? daebak!
    penasaran dg kisah mereka semua! lanjuut!

  2. La Nina says:

    Woaahhh jinja neomu daebakkk
    Kim Joon Myeon falling in love ma guru ni ceritanya????
    Asyikkkkkkkkkkkkkkkk
    Next……….

  3. Lee Daeya says:

    Jjjiahh, rela gak rela lihat Joon Myeon gak naik kelas…. oh ayolah… siganteng gak naik kelas. benner penistaan karakter. tapi nan neomu johahae…. next jgn lama-lama ne?

  4. arin says:

    yara~ya… dari katiga cerita yg aku baca sepertinya cuma km.yg bener-benar bersifat guru
    semangat…. aq mendukungmu buat bisa merubah suho jd lebih baek
    hwaigting….

  5. uchie vitria says:

    ya ampun joon myeon udah tinggal kelas 2tahun lebih seneng banget jadi anak sekolahan

  6. amoy says:

    Hmmm…mungkinkah myeon berubah gara2 appanya?.

  7. zahelfishy says:

    sayya hadir untuk memberi jejak dan komentar… eonni, bahasa.mu nich cantik saya sukka… hhahaa…a okkay sayya cuss ke selanjutnya…

Leave a comment